Minggu, 09 November 2008

Penggunaan doping dikalangan olahragawan

A.PENDAHULUAN
Dewasa ini persaingan prestasi dalam olahraga sangat ketat.hal tersebut mendorong para pelatih dan pembina untuk terus meningkatkan prestasi atletnya denga berbagai cara, Seperti berlatih keras, memanfaatkan kemajuan tekhnologi, Atau bahkan menggunakan cara pintas seperti doping.
Doping sendiri dikenal dan dipergunakan sejak lama, misalnya masyarakat indian memakan tumbuhan tertentu untuk meningkatkan kekuatan dan menamdah keberanian saat berburu.
Meskipun doping dilarang dalam dunia olahraga, kasus doping terus saja ditemukan.Dan dalam kenyataanya kasus doping adalah masalah yang terberat yang dihadapi oleh para insan didunia olahraga.Banyak alasan mengapa para olahragawan menggunakan doping, Misalnya : Aspek psikososial yaitu setiap individu memiliki potensi melakukan pelanggaran ditambah lagi apabila lingkungan memberi kesempatan untuk melakukan pelanggaran tersebut.
Penggunaan doping didalam olahraga bukan merupakan hal yang asing lagi, bahkan secara terang-terangan para atlet menggunakan doping sebelum melakukan sebuah pertandingan

B.ISI KAJIAN
Ada beberapa hal yang ingin diteliti dalam kasus penggunaan doping dalam dunia olahraga.Sejarah abad modern mencatat penggunaan doping sebagai berikut:
1865 Doping digunakan perenag dalam lomba disaluran air amsterdam
1879 Bahan heroin dan kokain digunakan dalam balap sepeda
1886 Seorang pembalap sepeda perancis yang mengikuti lomba balap 600 Km meninggal setelah menggunakan Trimethyl
1910 Pemberian “ paradoping “ pada lawan bertanding agar prestasi lawan menurun
1934 “ Wake Amne “ digunakan pada perang dunia II untuk mencegah kantuk dan meningkatkan daya tempur para tentara
1952 Doping digunakan atlet dalam lomba skatting di Oslo
1956 Amphetamine digunakan pembalap sepeda.
1968 Doping digunakan atlet panca lomba
1980 Ben Jhonson,pelari cepat 100 meter dicopot gelar juaranya karena ketahuan menggunakan anabolic Streroid pada olympiade Seoul
2005 Petenis argentina Mariano Puerta positif menggunakan doping ( zat Etilefrine ) pada kejuaraan tenis Grandslam diRolland Garos,Perancis.

IOC Memberikan batasan tentang dasar konsep doping meliputi dua pengertian yakni penggunaan bahan yang dilarang dan penggunaan metode yang dilarang.Adapun alasan pelarangan doping meliputi:1.Alasan etis,Penggunaan doping melanggar norma Fairplay dan sportivitas yang merupakan jiwa olahraga. 2. Alasan medis,Membahayakan keselamatan pemakainya, Atlet akan mengalami habituation ( kebiasaan ) dan Adiction atau ketagihan.
Apakah doping benar-benar dapat meningkatkan prestasi olahraga?? Sebuah penelitian menunjukan bahwa pemderian placebo ( Zat doping palsu ) dapat meningkatkan prestasi menggenggam 63% dan prestasi step tes 72%. Analisis terhadap hasil tersebut memperlihatkan bahwa peningkatan prestasi disebabkan oleh faktor psikologis,yakni sugesti setelah mengonsumsi Zat-zat tertentu.

C. KESIMPULAN
Secara umum penggunaan doping menyebabkan terjadinya habituation ( kebiasaan ) yang selanjutnya mengakibatkan kecanduan dan ketergantungan obat yang pada akhirnya membahayakan atlet itu sendiri.Doping adalah sebuah virus mematikan yang selalu berkembang tanpa mengenal batasan, terlebih kenyataan yang terjadi saat ini doping sudah dijadikan budaya didalam dunia olahraga.
Dalam setiap kompetisi, Kemenangan,Prestasi,atau medali terkadang menjadi satu-satunya idaman setiap individu atau kelompok tanpa mempertimbangkan hal-hal lain sehingga memungkinkan atlet menghalalkan segala cara termasuk doping.
Masyarakat juga merupakan stresor yang cukup berarti,Kekalahan dalam bertanding selalu mendapat respon dari masyarakat baik berupa cacian,kritikan,amukan,bahkan kemarahan yang tidak proporsional,sehingga yang ada dibenak atlet adalah harus “ menang “ dalam setiap event yang diikutinya.
Maka kita harus benar-benar teliti didalam mensikapi kasus doping ,tanpa doping kita juga bisa berprestasi tentunya dengan mengacu pada tiga unsur pokok dalam olahraga yaitu: Olahraga untuk pendidikan, Olahraga untuk kesehatan,Dan Olahraga untuk prestasi.

Tidak ada komentar: