Minggu, 09 November 2008

Olah raga Penting Bagi Penderita Sakit Paru


Written by Irfan Arief
Wednesday, 16 April 2008
Selama ini mungkin banyak orang berpendapat bahwa olah raga hanya bisa dilakukan oleh orang sehat. Ternyata penderita penyakit paru pun seharusnya juga mengambil bagian dalam olah raga, khususnya bagi penderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Penyakit ini meliputi saluran pernapasan yang dapat mengakibatkan hambatan aliran udara dengan manifestasi berupa sesak napas dan gangguan oksigenasi jaringan, umumnya terdapat pada orang tua. Penyakit paru yang secara klinis dapat menimbulkan PPOK adalah bronkitis kronik, emfisema dan asma bronkial.Penderita PPOK dapat merasakan keterbatasannya dalam melakukan beberapa aktivitas. Keterbatasan tersebut dirasakan dalam bentuk sesak napas atau rasa tidak nyaman pada pernapasan, penderita juga dapat merasakan kelelahan ototnya, hingga pada stadium lanjut penderita tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu memerlukan pertolongan orang lain.Pada perawatan penderita PPOK seharusnya dilakukan secara komprehensif sehingga dapat menurunkan angka mortalitas, dan dapat menangani penderita sesuai dengan derajat fungsionalnya, sehingga penderita dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan tidak menimbulkan rasa rendah diri.Dalam rangka perawatan inilah peranan olah raga bagi penderita PPOK sangat penting artinya. Olah raga yang tepat dan teratur akan meningkatkan kerja otot, sehingga otot akan menjadi lebih kuat termasuk otot pernapasan.Dengan olah raga, terjadi peningkatan kesegaran jasmani dan ketahanan fisik yang optimal bagi penderita dalam melakukan kegiatan sehari-harinya, karena pada saat olah raga terjadi kerja sama berbagai otot tubuh yang ditandai oleh perubahan kekuatan otot, tenaga lelah otot, kelenturan otot, kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan sistem kardiorespirasi.Yang dimaksud dengan kesegaran jasmani adalah kesanggupan tubuh melakukan penyesuaian terhadap beban fisik yang diberikan kepadanya, berupa kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Sebaliknya olah raga yang tidak terprogram dengan baik akan menimbulkan masalah bagi si penderita, bahkan dapat timbul komplikasi yang fatal.Paru sebagai satu-satunya organ vital manusia yang berhubungan dengan dunia di luar tubuh melalui suatu sistem saluran napas, bertanggung jawab pada pertukaran gas mulai dari masuknya udara (oksigen) sampai ke jaringan melalui beberapa tahapan yaitu ventilasi, difusi, reaksi kimia, curah jantung, kapasitas darah membawa oksigen dan mendistribusikan ke perifer.Oksigen tersebut dipakai pada proses metabolisme tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida yang terbentuk pada proses respirasi ke luar tubuh. Adapun sebagai unsur yang paling penting pada kesegaran jasmani adalah daya tahan kardiorespirasi.Daya tahan kardiorespirasi adalah kesanggupan jantung dan paru serta pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen dan mendistribusikannya ke jaringan yang aktif untuk digunakan pada proses metabolisme tubuh.Akan tetapi daya tahan kardiorespirasi ini pun masih dipengaruhi berbagai faktor seperti usia, keturunan/genetik, jenis kelamin, aktivitas fisik. Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa anak-anak dan mencapai puncaknya pada usia 20-30 tahun.Sesudah usia ini daya tahan kardiorespirasi akan menurun. Penurunan terjadi karena paru sebagai organ yang mengambil oksigen mulai menurun fungsinya, demikian juga jantung dan pembuluh darah sebagai organ yang mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh mulai menurun fungsinya, seiring dengan bertambahnya usia.Kecuraman penurunan ini dapat dikurangi apabila seseorang tetap melakukan olah raga aerobik. Daya tahan kardiorespirasi antara anak perempuan dan laki-laki tidak berbeda sampai pada usia pubertas, tetapi sesudah usia itu pada perempuan nilainya lebih rendah 15%-25% dibandingkan laki-laki. Perbedaan ini pun dapat diketahui oleh karena ada perbedaan kekuatan otot maksimal, luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin serta kapasitas paru.Daya tahan kardiorespirasi akan menurun bila seseorang beristirahat, dan akan meningkat bila orang tersebut melakukan aktivitas aerobik.
Untuk mengukur daya tahan kardiorespirasi digunakan cara pengukuran ambilan oksigen maksimal (VO2 max) yang merupakan parameter fisiologis yang sangat objektif, dan reproduksibel.Olah raga/latihan jasmani pada PPOK ditujukan untuk meningkatkan otot pernapasan yaitu bagi penderita PPOK yang mengalami kelelahan pada otot pernapasannya sehingga tidak dapat menghasilkan tekanan inspirasi yang cukup untuk melakukan ventilasi maksimum yang dibutuhkan.Olah raga khusus pada otot pernapasan akan mengakibatkan bertambahnya kemampuan ventilasi maksimal, memperbaiki kualitas hidup dan mengurangi sesak napas. Olah raga pada penderita PPOK akan berakibat meningkatnya toleransi latihan akibat meningkatnya kapasitas kerja maksimal dengan rendahnya konsumsi oksigen.Perbaikan toleransi latihan merupakan resultante dari efisiensi pemakaian oksigen di jaringan dan toleransi terhadap asam laktat.Sebagai patokan beban yang diberikan kepada penderita PPOK agar mencapai hasil latihan jasmani yang diharapkan yaitu denyut jantung harus mencapai 60%-75% dari denyut maksimal penderita.Pada penderita yang tidak biasa melakukan latihan, lebih aman kalau memberikan program pelatihan secara bertahap.Setelah 2-3 minggu beban latihan dapat ditingkatkan sampai mencapai 60%-75% denyut nadi maksimal atau VO2 max. Olah raga bagi penderita PPOK dapat dilakukan di dua tempat yaitu di rumah dan di rumah sakit.Bentuk olah raga di rumah dapat berupa latihan dinamik dan menggunakan otot secara ritmis, misalnya jalan, lari (jogging), bersepeda.Program olah raga setiap harinya 15-30 menit, selama 4-7 hari setiap minggu. Jenis olah raga diubah setiap hari. Pemeriksaan denyut nadi, lama latihan dan keluhan subyektif dicatat. Pernyataan keberhasilan olahraga oleh penderita lebih penting daripada hasil pemeriksaan subyektif atau obyektif.Jadi dengan melakukan program olah raga yang baik, maka hasil akhir yang seharusnya dapat dicapai adalah kemampuan penderita untuk: melakukan olah raga yang maksimal, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki emosi, bekerja secara optimal, dan memperbaiki sosial ekonomi.Kemampuan tersebut diatas dapat dibuktikan dengan: meningkatnya toleransi terhadap olah raga, berkurangnya kekambuhan, menurunnya depresi atau kecemasan, perbaikan fungsi paru, menurunnya risiko kematian 'sebelum waktunya'. (sumber: keluargasehat.com-idionline/bisnis indonesia)

PENGERTIAN AEROB DAN ANAEROB BESERTA KAPASITASNYA

Pengertian Aerob
Istilah aerobik yang digunakan dalam proses penanganan secara
biologis berarti proses di mana terdapat oksigen terlarut (memerlukan oksigen). Oksidasi bahan organik menggunakan molekul oksigen sebagai aseptor elektron terakhir adalah proses utama yang menghasilkan energi kimia untuk mikroorganisme. Mikroba yang menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron terakhir adalah mikroorganisme aerobik, sedangkan sebaliknya disebut anaerobik.
Untuk kebugaran tubuh, latihan aerobik memberi banyak manfaat, antara lain meningkatkan daya tahan jantung, paru-paru, menguatkan otot-otot tubuh, kelenturan, membakar kalori, dan lain-lain.
Jenis latihan apa saja yang harus dilakukan? Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru dapat dilakukan dengan jalan cepat, lari, bersepeda (stasioner maupun sepeda biasa), dan berenang. Sementara untuk menguatkan otot-otot dapat dilakukan dengan latihan beban. Sedangkan untuk kelenturan dapat dilakukan dengan peregangan, baik dengan cara berdiri maupun duduk. Beberapa alat bantu yang sering digunakan, misalnya tembok, kursi, lemari, dan lain-lain. Untuk membakar lemak, senam aerobik low impact maupun high impact dapat menjadi pilihan. Latihan aerobik sebaiknya dilaksanakan secara rutin, tiga kali seminggu, rata-rata 30 menit setiap latihan.

Organisme aerobik atau aerob adalah
organisme yang melakukan metabolisme dengan bantuan oksigen. Aerob, dalam proses dikenal sebagai respirasi sel, menggunakan oksigen untuk mengoksidasi substrat (sebagai contoh gula dan lemak) untuk memperoleh energi.
Aerob obligat membutuhkan oksigen untuk melakukan respirasi sel aerobik.
Aerob fakultatif dapat menggunakan oksigen tetapi dapat juga menghasilkan energi secara
anaerobik.
Mikroaerofil adalah organisme yang bisa menggunakan oksigen tetapi dalam konsentrasi yang sangat kecil (mikromolar).
Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya, tetapi mereka tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai terminal electron acceptor (akseptor elektron terminal).
Contoh yang dapat diberikan adalah oksidasi
glukosa (monosakarida) dalam respirasi aerobik.

C6H12O6 + 6 O2 + 38
ADP + 38 fosfat → 6 CO2 + 6 H2O + 38 ATP

Energi yang dilepaskan pada reaksi ini sebesar 2880 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi 38 ATP dari 38 ADP per glukosa. Angka ini 19 kali lebih besar daripada yang dihasilkan reaksi anaerobik. Organisme eukariotik (semua kecuali bakteri) hanya memperoleh 36 ATP yang diregenerasi dari ADP dalam proses ini. Hal ini disebabkan terdapat membran yang harus dilewati oleh transport aktif.
Persamaan ini merupakan rangkuman dari apa yang sesungguhnya terjadi dalam tiga seri reaksi biokimia:
glikolisis, siklus Krebs, dan oxidative phosphorylation.
Hampir semua
hewan, sebagian besar fungi, dan beberapa bakteri adalah aerob obligat. Sebagian besar organisme anaerobik adalah bakteri. Menjadi aerob obligat, walaupun menguntungkan dalam memperoleh energi, berarti juga harus menghadapi stress oksidatif.
Khamir, sebagai contoh, adalah aerob fakultatif. Sel-sel pada manusia juga merupakan aerob fakultatif: mereka akan melakukan fermentasi asam laktat jika tidak mendapatkan oksigen. Akan tetapi, hal ini tidak dapat berlangsung terus-menerus sehingga manusia termasuk dalam aerob obligat.
Contoh dari bakteri aerob obligat adalah: Nocardia (
Gram positif), Pseudomonas aeruginosa (Gram negatif), Mycobacterium tuberculosis (Acid Fast), and Bacillus (Gram positif).
Pengertian Anaerobik
Anaerobik adalah kata teknis yang secara harfiah berarti "tanpa udara" (dimana "udara" biasanya berarti
oksigen). Kata yang berlawanan dengannya adalah aerobik. Dalam pengolahan limbah, tidak adanya oksigen dinamakan sebagai 'anoxic'; sedangkan anaerobik digunakan untuk mengindikasikan tidak adanya akseptor elektron (nitrat, sulfat atau oksigen)
Anaerobik juga dapat merujuk pada:
Aktifitas anaerobik, pemecahan bahan-bahan organis oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen
Latihan anaerobik, merupakan salah satu bentuk latihan olah raga.
Anaerobik glikolisis, perubahan dari gula menjadi alkohol dengan menggunakan ragi - lihat
Fermentasi
Organisme anaerobik, setiap organisme yang tidak membutuhkan oksigen untuk tumbuh
Respirasi anaerobik, oksidasi molekul tanpa oksigen.
Oksidasi ammonium anaerobik, anammox, proses mikrobial yang manggabungkan
ammonium dan nitrit.
Organisme anaerobik atau anaerob adalah setiap
organisme yang tidak memerlukan oksigen untuk tumbuh.
Anaerob obligat akan mati bila terpapar pada oksigen dengan kadar atmosfer.
Anaerob fakultatif dapat menggunakan oksigen jika tersedia.
Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya, tetapi mereka tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai terminal electron acceptor (akseptor elektron terminal).
Mikroaerofil adalah organisme yang dapat menggunakan oksigen, tetapi hanya pada konsentrasi yang rendah (rentang mikromolar rendah); pertumbuhannya dihambat oleh level oksigen yang normal (sekitar 200 mikromolar). Nanaerob adalah organisme yang tidak dapat tumbuh bila terdapat konsentrasi mikromolar oksigen, tetapi dapat tumbuh dan diuntungkan pada konsentrasi nanomolar oksigen.
Anaerob obligat dapat menggunakan
fermentasi atau respirasi anaerobik. Jika terdapat oksigen, anaerob fakultatif menggunakan respirasi aerobik; tanpa oksigen beberapa diantaranya berfermentasi, beberapa lagi menggunakan respirasi anaerobik. Organisme aerotoleran hanya dapat berfermentasi. Mikroaerofil melakukan respirasi aerobik, dan beberapa diantaranya dapat juga melakukan respirasi anaerobik.
Terdapat beberapa persamaan kimia untuk reaksi fermentasi anaerobik.
Organisme anaerobik fermentatif biasanya menggunakan jalur fermentasi
asam laktat:

C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat → 2 asam laktat + 2 ATP

Energi yang dilepaskan pada persamaan ini sekitar 150 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa. Ini hanya 5% energi per molekul gula daripada yang dapat dihasilkan oleh reaksi aerobik.
Tumbuhan dan
jamur (contohnya ragi) biasanya melakukan fermentasi alkohol (etanol) ketika oksigen terbatas melalui reaksi berikut:

C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat → 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP


Energi yang dilepaskan sekitar 180 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa.
Bakteri anaerobik dan archaea menggunakan jalur ini dan beberapa jalur lainnya dalam melakukan fermentasi seperti: fermentasi
asam propionat, fermentasi asam butirat, fermentasi pelarut, fermentasi asam campuran, fermentasi butanediol, fermentasi Stickland, asetogenesis atau metanogenesis.
Beberapa bakteri anaerobik menghasilkan
toksin (racun) seperti toksin tetanus atau botulinum yang sangat berbahaya bagi organisme yang lebih besar, termasuk manusia.
Anaerob obligat akan mati bila terdapat oksigen karena tidak adanya
enzim superoksida dismutase dan katalase yang dapat mengubah superoksida berbahaya yang timbul dalam selnya karena adanya oksigen.
Kapasitas Aerobik
Kapasitas aerobik adalah suatu kerja yang di laksanakan secara terus menerus selama mungkin, suatu kerja otot yang agak bersifat umum, dalam kondisi aerobik (Soebroto,1975:19). Olahraga yang kita lakukan ada kalanya menggunakan sistem energi yang bersifat aerobik dan anaerobik. Aerobik merupakan suatu sistem latihan untuk mencapai peningkatan kesegaran jasmani. Jenis latihan aerobik apabila dijalankan dengan benar dan teratur, akan banyak sekali pengaruhnya terhadap perkembangan tubuh manusia.
Kapasitas An aerobik
Kapasitas anaerobik adalah suatu kerja yang membuat kita mampu melaksanakan secara terus menerus selama mungkin, suatu kerja otot yang agak bersifat umum, dalam kondisi anaerobik (Soebroto,1975:23).
Kerja anaerobik terlaksana dalam suatu kondisi dimana kebutuhan akan oksigen melebihi kapasitas maksimum konsumsi. Pada masa anak-anak (childhood) sistem energi yang digunakan masih bersifat satu kesatuan sistem energi (Prasad, 1995). Usaha peningkatan kesegaran jasmani pada usia dini merupakan suatu upaya dalam menciptakan sumberdaya manusia yang bermutu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh latihan aerobik terhadap peningkatan kapasitas aerobik dan peningkatan kapasitas anaerobik.

Sumber:
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Copyright © 2002 by Airlangga University Library. Surabaya


Penggunaan doping dikalangan olahragawan

A.PENDAHULUAN
Dewasa ini persaingan prestasi dalam olahraga sangat ketat.hal tersebut mendorong para pelatih dan pembina untuk terus meningkatkan prestasi atletnya denga berbagai cara, Seperti berlatih keras, memanfaatkan kemajuan tekhnologi, Atau bahkan menggunakan cara pintas seperti doping.
Doping sendiri dikenal dan dipergunakan sejak lama, misalnya masyarakat indian memakan tumbuhan tertentu untuk meningkatkan kekuatan dan menamdah keberanian saat berburu.
Meskipun doping dilarang dalam dunia olahraga, kasus doping terus saja ditemukan.Dan dalam kenyataanya kasus doping adalah masalah yang terberat yang dihadapi oleh para insan didunia olahraga.Banyak alasan mengapa para olahragawan menggunakan doping, Misalnya : Aspek psikososial yaitu setiap individu memiliki potensi melakukan pelanggaran ditambah lagi apabila lingkungan memberi kesempatan untuk melakukan pelanggaran tersebut.
Penggunaan doping didalam olahraga bukan merupakan hal yang asing lagi, bahkan secara terang-terangan para atlet menggunakan doping sebelum melakukan sebuah pertandingan

B.ISI KAJIAN
Ada beberapa hal yang ingin diteliti dalam kasus penggunaan doping dalam dunia olahraga.Sejarah abad modern mencatat penggunaan doping sebagai berikut:
1865 Doping digunakan perenag dalam lomba disaluran air amsterdam
1879 Bahan heroin dan kokain digunakan dalam balap sepeda
1886 Seorang pembalap sepeda perancis yang mengikuti lomba balap 600 Km meninggal setelah menggunakan Trimethyl
1910 Pemberian “ paradoping “ pada lawan bertanding agar prestasi lawan menurun
1934 “ Wake Amne “ digunakan pada perang dunia II untuk mencegah kantuk dan meningkatkan daya tempur para tentara
1952 Doping digunakan atlet dalam lomba skatting di Oslo
1956 Amphetamine digunakan pembalap sepeda.
1968 Doping digunakan atlet panca lomba
1980 Ben Jhonson,pelari cepat 100 meter dicopot gelar juaranya karena ketahuan menggunakan anabolic Streroid pada olympiade Seoul
2005 Petenis argentina Mariano Puerta positif menggunakan doping ( zat Etilefrine ) pada kejuaraan tenis Grandslam diRolland Garos,Perancis.

IOC Memberikan batasan tentang dasar konsep doping meliputi dua pengertian yakni penggunaan bahan yang dilarang dan penggunaan metode yang dilarang.Adapun alasan pelarangan doping meliputi:1.Alasan etis,Penggunaan doping melanggar norma Fairplay dan sportivitas yang merupakan jiwa olahraga. 2. Alasan medis,Membahayakan keselamatan pemakainya, Atlet akan mengalami habituation ( kebiasaan ) dan Adiction atau ketagihan.
Apakah doping benar-benar dapat meningkatkan prestasi olahraga?? Sebuah penelitian menunjukan bahwa pemderian placebo ( Zat doping palsu ) dapat meningkatkan prestasi menggenggam 63% dan prestasi step tes 72%. Analisis terhadap hasil tersebut memperlihatkan bahwa peningkatan prestasi disebabkan oleh faktor psikologis,yakni sugesti setelah mengonsumsi Zat-zat tertentu.

C. KESIMPULAN
Secara umum penggunaan doping menyebabkan terjadinya habituation ( kebiasaan ) yang selanjutnya mengakibatkan kecanduan dan ketergantungan obat yang pada akhirnya membahayakan atlet itu sendiri.Doping adalah sebuah virus mematikan yang selalu berkembang tanpa mengenal batasan, terlebih kenyataan yang terjadi saat ini doping sudah dijadikan budaya didalam dunia olahraga.
Dalam setiap kompetisi, Kemenangan,Prestasi,atau medali terkadang menjadi satu-satunya idaman setiap individu atau kelompok tanpa mempertimbangkan hal-hal lain sehingga memungkinkan atlet menghalalkan segala cara termasuk doping.
Masyarakat juga merupakan stresor yang cukup berarti,Kekalahan dalam bertanding selalu mendapat respon dari masyarakat baik berupa cacian,kritikan,amukan,bahkan kemarahan yang tidak proporsional,sehingga yang ada dibenak atlet adalah harus “ menang “ dalam setiap event yang diikutinya.
Maka kita harus benar-benar teliti didalam mensikapi kasus doping ,tanpa doping kita juga bisa berprestasi tentunya dengan mengacu pada tiga unsur pokok dalam olahraga yaitu: Olahraga untuk pendidikan, Olahraga untuk kesehatan,Dan Olahraga untuk prestasi.